Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Makassar Rabu /12 September 201b, Departemen P2KS Muslimah DPP Wahdah Islamiyah, menggelar Seminar Parenting khusus kader marhalah Tanfidziah. Menghadirkan Praktisi Parenting Muslimah Wahdah Ustadzah Herda Hasanah, tuntas mengulas Cinta yang menjelma menjadi nyata. Sebanyak 113 Peserta memadati aula lantai III PDM dari pukul 08.00-12.00 Wita.
Tema “ ketika cinta menjelma menjadi nyata” memang sengaja di angkat karena target peserta dengan usia pernikahan sudah mulai masuk usia 25 tahun keatas, tapi pada kenyataannya diusia ini ada yang masih berada pada tahap 1 atau 2 perkembangan pernikahannya, karena itulah dipilih tema ini,kesimpulan ini diambil dari masalah-masalah keluarga yang sering dikonsultasikan, karena itu kegiatan ini kami anggap sebagai sebuah upaya preventif dan kuratif pada kurang berkembangnya pernikahan kader saat Ini. Demikian seperti yang diungkapkan ummu nafisah selaku pelaksana kegiatan, dalam wawancara singkat dengan infokom.
Dalam pemaparannya ustadzah Herda menjelaskan ada lima tahapan dalam perkembangan pernikahan: Tahap pertama , Romantic love. Tahapan kedua, Saling menyalahkan dan kecewa, pada fase ini Jika tidak ditangani maka bisa terjadi perceraian.Tahapan ketiga , Knowledge, Menjaga diri,memahami pasangan. Tahapan keempat Kematangan hubungan, Mencari kebahagiaan untuk pasangannya dan bisa berhasil menyikapi setiap perbedaan. Tahap kelima, Cinta yang nyata. Setelah itu ustadzah Herda kembali melanjutkan Pertanyaan kepada peserta Nah bagaimana dengan kita? berada dalam tahap berapa? ( Sontak peserta tersenyum dan memberikan tanggapan.
Bahagia adalah ketika kita mampu melewati masalah Besar atau tidaknya masalah tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Selanjutnya ustadzah juga memberikan penjelasan tentang berbagai Sumber konflik yang biasa terjadi ikalanangan pasutri: diantaranya adalah, pertama, Tidak mau mengalah, kedua Saling menuntut kesempurnaan dan kebahagiaan.ketiga Sifat emosional ( apa-apa salah karena terlalu ingin sempurna ), keempat.Karena merasa kurang (masalah ekonomi), kelima.Karena anak, keenam, Karena selingkuh, dan ketujuh.Karena kebohongan. Lanjut beliau bertanya kepada peserta mengapa konflik terjadi? Karena masing-masing merasa memiliki potensi yang lengkap dan utuh.(U2)
0 Komentar
Belum ada pesan