Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Salah satu persoalan dalam rumah tangga adalah komunikasi dan interaksi dengan lawan jenis. Untuk memberikan bekal atau tips bermuamalah dalam kehidupan rumah tangga, maka Lembaga Pernikahan dan Pembinaan Keluarga Sakinah (LP2KS) DPP bekerjasama dengan LP2KS Muslimah Wahdah Islamiyah mengadakan Taklim Sakinah Nasional, Sabtu (3/01/2024) via Zoom Meetings.
Ustadz Ridwan Hamidi, Lc, M.P.I, M.A selaku Ketua Bidang Ketahanan Keluarga DPP Wahdah Islamiyah dalam sambutannya mengatakan bahwa kita tak bisa menjamin tindakan muamalah kita selalu dalam bingkai syariat, bisa jadi suatu saat kita terjatuh.
“Taklim ini bertujuan untuk mengantisipasi jika suatu masalah belum terjadi dan menjadi penanganan jika sudah terjadi. Itulah mengapa secara berkala taklim sakinah ini diperlukan sebagai pengingat bagi kita semua,” lanjut Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DIY ini.
Hadir sebagai pemateri, Ustadz Dr. Muhammad Yusran Anshar, Lc, M.A yang merupakan Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah. Anggota Komisi Fatwa MUI ini menjelaskan bagaimana urgensi materi yang diangkat, dampak dah solusinya.
“Kita disyariatkan untuk berinteraksi baik dgn sesama jenis maupun lawan jenis. Antara muslim dan muslimah bersinergi dalam ketaatan dan perjuangan Islam. Olehnya itu tidak bisa dipungkiri akan ada interaksi antara muslim dan muslimah,” paparnya.
Besarnya fitnah lawan jenis juga menjadi alasan mengapa perlu selalu saling mengingatkan pentingnya menjaga rambu-rambu dalam berinteraksi dengan lawan jenis dan media sosial hari ini menjadi wasilah yang sangat besar.
Jauh sebelum ada media sosial fitnah lawan jenis sudah sangat besar bahkan pada sahabat dan salafushshalih pun sangat berhati-hati. Apatah lagi hari ini dengan perkembangan digital, peluang itu semakin terbuka lebar. Olehnya upaya untuk mencegahnya juga harus semakin gencar. “Jangan merasa aman. Fitnah itu akan datang kepada siapa saja. Makin tinggi keimanan juga makan besar ujian,” lanjutnya.
Dosen STIBA Makassar ini juga menceritakan salah satu ujian berat dan beberapa ujian yang dihadapi Nabi Yusuf adalah tipu daya wanita. Sebagaimana dalam surah Yusuf: 28
فَلَمَّا رَءَا قَمِيصَهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُۥ مِن كَيْدِكُنَّ ۖ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
Artinya: Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar".
Said bin al Musayyib, seorang tabi’in ahli hadist dan ahli fiqh, pernah bertutur, “Tidak ada sesuatu fitnah yang paling besar dan paling saya takutkan selain fitnah wanita.” Padahal saat itu usianya sudah 84 tahun dan salah satu matanya juga sudah rabun.
Nah, untuk menghindari fitnah lawan jenis, Ustadz Yusran menjelaskan beberapa tips.
Menikah
Menikah merupakan suatu syariat untuk menyalurkan kebutuhan syahwat. Dengan menikah juga berarti menyempurnakan ibadah dan bisa saling mengingatkan dalam hal kebaikan ataupun keburukan. Namun jika tidak sanggup maka hendaknya berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).
Berpuasa
Inilah tips kedua. Berpuasa itu perisai; dari api neraka dan dari maksiat diantaranya berzina. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perbanyak ibadah sunnah
Ketika seorang hamba memperbanyak ibadah sunnah maka Allah akan mencintainya. Boleh jadi mengapa iman kita lemah karena ibadah kita juga kurang. Sebagaimana dalam sebuah hadits.
Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nawafil (sunnah) hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar. (Aku akan menjadi) penglihatannya yang dengannya ia melihat. (Aku akan menjadi) tangannya yang dengannya ia memukul. (Aku akan menjadi) kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya. Jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku akan melindunginya. Tidaklah Aku ragu untuk berbuat sesuatu seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin, ia membenci kematian sedangkan Aku tidak suka menyakitinya.” (HR. Bukhari)
Perbanyak doa
Salah satu doa yang bisa diamalkan adalah doa Rasulullah kepada pemuda yang meminta izin kepadanya untuk berzina namun Rasulullah memberikan perumpamaan bagaimana jika ibunya, atau putrinya atau saudara perempuan dizinahi apakah ia rela, lalu pemuda itu menjawab tidak. Rasulullah juga mengatakan bahwa tentu tidak ada yang menginginkan ibu, putri dan saudara perempuan untuk dizinahi. Pemuda tersebut meminta agar Rasulullah mendoakannya. Segera Rasulullah ﷺ mengangkat tangannya dan meletakkannya di pundak si pemuda seraya berdoa:
اللَّـهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ
Ya Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya. (HR. Ahmad)
Di akhir pemaparannya, ia mengingatkan bahwa kekuatan kita ada pada ketaatan. Kemaksiatan yang kita lakukan bisa menjadi pintu kelemahan bagi jamaah kita. Boleh jadi akan mengurangi keberkahan sehingga apa yang ingin kita capai semakin jauh atau sulit.
Penulis : Fitri Wahyuni
0 Komentar
Belum ada pesan