Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Para pejuang AlQur'an mengikuti acara Tasyakuran DIROSA angkatan pertama yang digelar oleh Muslimah Wahdah Islamiyah Daerah Pasangkayu. Dengan semangat membara, ibu-ibu dan para remaja menyatukan langkah guna mencapai tujuan yang sama, yaitu memperbaiki bacaan al Qur'an mereka dengan istiqomah mengikuti DIROSA (pendidikan al Qur'an orang dewasa).
Sebanyak 139 orang mengikuti Tasyakuran pada hari Ahad (3/9/2023) yang digelar bersamaan dengan kegiatan Seminar Al-Qur'an agar para muslimah lainnya bisa menyaksikan dan turut merasakan euforia perjuangan para muslimah yang berhasil menyelesaikan program DIROSA hingga akhir.
Kegiatan ini dibuka oleh Mastura, S.Pd.I. selaku Ketua Majelis Ta'lim Kabupaten Pasangkayu. Ia sangat mendukung kegiatan yang diharapkan mampu membawa perubahan kepada ibu-ibu di Pasangkayu.
"Program DIROSA ini merupakan program yang sangat positif dan bermanfaat bagi kemaslahatan ummat khususnya bagi kaum ibu-ibu yang disebutkan sebagai madrasah pertama serta para remaja yang digadang-gadang sebagai penerus bangsa dan agama. Kegiatan ini merupakan upaya Muslimah Wahdah melalui unit pembinaan pengembangan pendidikan Al-Qur'an (P2TQ) dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca kalamullaah," ungkapnya dihadapan seluruh peserta yang hadir di Aula Hotel Mutiara Pasangkayu.
Seolah tak mau kalah dengan para pemuda, seorang Nenek berusia 84 tahun hadir dengan penuh gairah. Meskipun datang dari jauh dengan tujuan besar, yaitu membawa perubahan bagi dirinya serta keluarga. Agar kebersamaan mereka di dunia bisa berlanjut ke Surga.
Ketua unit P2TQ, Ustadzah Nurul Syafiqah berharap kegiatan ini akan menjadi program tahunan untuk meningkatkan semangat para pejuang DIROSA sekaligus membantu pemerintah untuk sedikit demi sedikit menanggulangi buta Aksara yang menjadi satu program besar di Kabupaten Pasangkayu.
"Segala petunjuk kehidupan telah tertuang dalam al Qur'an. Termasuk cara mengikapi berbagai problematika hidup yang terkadang membuat hati tidak tenang. Baik itu kesedihan, kegalauan, kegundahan maupun was-was akan masa depan. Maka dengan mencintai al Qur'an, menjadi sebuah cara ampuh dalam menyikapi realitas hidup yang berliku. Menjadikannya sebagai nafas kehidupan dengan mengimpkementasikan pedoman yang telah Allah tetapkan. Sungguh, tidak ada ruginya kita berinteraksi dengan al Qur'an. Justru sebaliknya, kita kehilangan banyak hal bila enggan bercengkrama dengan al Qur'an," ujar Ustadzah Nur Ida, S.Pd., M.Pd.
0 Komentar
Belum ada pesan