MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Seberapa dalam Gaza Telah Mengubah Dirimu?

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, “Urusan Gaza bukanlah urusan orang Arab, tetapi urusan kaum muslimin,” tegas Ustadzah Nafisah Ikhwan pada acara Deep Talk, How Deeply Gaza has Changed You” yang dihelat oleh Pemudi Wahdah, Ahad (31/12/23).

Melalui Zoom Meeting, kegiatan yang diikuti ratusan muslimah Pemudi Wahdah se-Indonesia ini sukses memotivasi peserta untuk peduli dengan aksi genosida di negeri para nabi tersebut.

Alumni Magister Pendidikan Islam UMI ini juga mengajak peserta untuk bergerak sekecil apapun karena sejatinya tidak ada yang kecil di mata Allah. Tidak ada kata yang bisa mewakili kebiasaan Israel. Persoalan tawanan di Israel, sangat tidak bisa ditoleransi oleh manusia.

“Yuk sharing informasi tentang Baitul Maqdis, patahkan narasi zionis.” ucap peserta Konferensi Nisa'ul Aqsa di Instanbul Turki ini, mewakili Kulluna Maryam Indonesia.

Ustadzah Nafisah Ikhwan, ketika ditanya terkait boikot produk yang berafiliasi dengan Israel juga menegaskan dengan mengutip perkataan Syaikh Abdul Fattah. “Hari ini kita memboikot produk zionis. Tetapi saat ini sekaligus waktu yang tepat untuk juga memboikot pemikiran dan segala hal yang mendukung bagian dari zionisme itu sendiri.” ujarnya. 

Pada materi kedua, aktivis kemanusiaan Palestina, Ustadzah dr.Muhyina Nur mengajak peserta untuk merefleksi pengaruh perang melawan zionis dengan dengan diri peserta. Apakah pola makan, pola konsumtif dan gaya hidup kita berubah dengan melihat kondisi saudara di Gaza?

“Melihat video seorang nenek di Palestina yang menghancurkan roti kering yang ternyata ingin diberikan kepada burung, apakah itu menguji kepekaan kita dengan keadaan sekitar?” urai Ketua Pemudi Wahdah ini dengan tampilan video yang menggugah.

“Bahkan banyak diantara saudara kita disana yang kembali ke puing bangunan rumahnya hanya untuk sekadar mencari kucingnya,” lanjutnya.

Gaza juga mengajarkan pengendalian diri. Ketika para warga Israel yang ditahan pejuang Gaza dibebaskan nampak para tawanan ini kelihatan senang, tak nampak wajah kebencian bahkan mereka mengucapkan sapaan perpisahan kepada para pejuang Palestina.

Barangkali jika kita ini, masyarakat Indonesia, ketika menahan pihak musuh, mungkin kita akan balas dendam karena tentaranya telah melakukan genosida kepada penduduk sipil yang mungkin tidak lain adalah keluarga kita, tetapi tidak dengan pejuang Gaza. Karena mereka paham bagaimana fiqh berperang. Mereka sama sekali tak mendzhalimi tahanan tersebut. Bahkan memperlakukan seperti keluarga mereka sendiri.

Aspek terakhir, bahwasanya apakah Tufanul Aqsha ini semakin menambah keimanan kita kepada Allah. Layaknya 30 warga Australia yang masuk Islam karena melihat ketegaran warga Gaza? Sungguh Gaza telah memberikan keteladanan luar biasa. Kita harus berterima kasih kepada kaum muslimin yang tengah berjuang disana.

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan