Muslimahwahdah.or.id - Wajo, Namanya Hj. Indo Esse, nenek berusia 78 tahun yang berjalan dengan dipapah oleh panitia menaiki panggung saat prosesi tasyakuran. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Tasyakuran Dirosa dan Seminar Alquran yang dihelat oleh Unit Pembinaan, Pengajaran dan Tahfizhul Qur’an (P2TQ) Muslimah Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Wajo. Dengan Mengangkat tema “Bersama Alquran Membangun Umat yang Kuat dan Bermartabat”, diselenggarakan di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo, Jalan Rusa, Sengkang, Ahad (27/08/2023).
Hj. Indo Esse pernah terkena stroke yang mengakibatkan lumpuh setengah badannya. Itu juga yang membuatnya berjalan dengan tertati-tatih. Jarak rumahnya ke tempat tasyakuran pun terbilang cukup jauh, namun Ia tetap semangat walaupun hadir dengan memakai kendaraan roda dua. Meski begitu Ia dengan semangat antusias mengikuti rangkaian acara dari awal hingga akhir.
Baca Juga:
Ustadzah Etti Rahayu Hamzah yang merupakan guru mengaji Hj. Indo Esse menuturkan bagaimana semangatnya nenek tersebut belajar mengaji. “Masya Allah itu beliau kalau datang mengaji berjalan pakai tongkat, tapi selalu paling cepat datang di masjid. Kalaupun terlambat datang, kentara dari suara tongkatnya beliau,” ucap Ustadzah Etti.
Lebih lanjut Ustadzah Etti menceritakan bagaimana semangat nenek Hj. Indo Esse. Meskipun giginya sudah banyak yang tanggal sehingga Ia lama menyelesaikan hafalannya, namun nenek tersebut tak berhenti. Ia tetap semangat menghadiri kelompok Dirosanya.
Selain Hj. Indo Esse, hadir juga Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo Ir. Armayani, M.Si. Dalam sambutannya, Armayani menceritakan bahwa Ia juga pernah belajar Dirosa (Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa. “Dulu saya juga pernah Dirosa, meski tidak tamat karena adanya perubahan kepengurusan, tapi saya tetap bangga. Tahun 2017 kalau hari Jumat bapak-bapak jumatan, kami ibu-ibu belajar mengaji belajar Dirosa, biar cuma satu jam,” ungkapnya.
“Saya sangat bersyukur dan mengapresiasi Muslimah Wahdah, karena berperan mengembangkan Alquran. Kami pemerintah juga sangat berterima kasih, karena bukan hanya kalangan anak-anak yang diperhatikan tapi juga ibu-ibu. Bahkan beberapa instansi itu juga sudah belajar mengaji pakai metode Dirosa ini. Semoga ibu-ibu tidak berhenti mengaji sampai di sini saja.” Tambahnya.
Sementara itu, Ketua Unit P2TQ Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Wajo Ustadzah Dewi Atika, S.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa tasyakuran hanya simbolis. ”Kami berharap kita semua terus bersemangat dan jangan cepat puas dengan apa yang kita dapatkan. Justru ini adalah pembuka dan tetap berlanjut, sebagaimana Hadits Rasulullah bahwa sebaik-baik diantara kita adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya,” pungkasnya.
Tasyakuran Dirosa dan Seminar Alquran ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kecamatan. Termasuk Kecamatan Tempe, Tanasitolo, Sabbangparu, Belawa, Maniangpajo, dan Majauleng. Turut hadir pula Ibu Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo dan peserta dari berbagai instansi.
Hadir juga Ketua Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Wajo Ustadzah Nia Kurnia, S.Pd. yang menyampaikan materi tentang Alquran. “Alquran adalah sumber kemuliaan, jika ingin mulia maka muliakanlah Alquran. Alquran adalah petunjuk, tidak akan merugi orang yang membaca Alquran,” ungkap Guru SDIT Yaa Bunayya itu.
Di akhir materi, Ustadzah Nia mengajak kepada seluruh peserta untuk untuk semangat belajar Alquran dan bersama-sama meluangkan waktu untuk belajar Alquran.
Koresponden Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Wajo - Hasna
0 Komentar
Belum ada pesan