Muslimahwahdah.or.id - Mamuju, Umat muslim sebentar lagi akan memasuki bulan mulia, yaitu Zulhijjah. Banyak peristiwa besar dalam Islam yang terjadi di bulan ini, diantaranya serangkaian ibadah agung yang menjadi rukun Islam kelima, yakni Haji.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Sepuluh hari pertama Zulhijjah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadan, sedangkan sepuluh malam terakhir Ramadan lebih utama daripada sepuluh malam hari pertama Zulhijjah."
Sebagai upaya membantu masyarakat memaksimalkan keta'atan di bulan Zulhijjah, maka Muslimah Wahdah Daerah Mamuju menghadirkan program "Semarak Zulhijjah 1445 H" di Aula Gedung Asrama Haji pada hari Ahad (26/5/2024). Mengusung tema "Keajaiban Zulhijjah", 161 muslimah Mamuju memenuhi ruangan yang telah dihias dengan indah oleh panitia penyelenggara.
Diawali dengan pembacaan ayat suci al Qur'an, selanjutnya sambutan yang memaparkan program kerja MWD Mamuju oleh Ustadzah Nurliah, S.Si. yang menjabat sebagai ketua. "Muslimah Wahdah bergerak dalam dakwah, kesehatan, sosial dan utamanya perbaikan bacaan al Qur'an. Kami mengajak seluruh muslimah Mamuju untuk belajar dan bertumbuh bersama, membangkitkan ruh keta'atan yang lama terpenjara. Menyeiramakan langkah menuju Surga," ujarnya.
Hj. Andi Nurmiati, S.E., M.M. selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Mamuju turut memberi sambutan sebagai wujud apresiasi kepada MWD Mamuju. "Dinas PPA menghadapi banyak persoalan yang menyayat hati. Melalui kegiatan ini, saya ingin menyampaikan, bahwa kejadian yang Anda saksikan terjadi di Jawa lewat sosial media, juga terjadi di sini, tanah kelahiran kita, tempat kita mencari nafkah. 85% terjadi efek sosial media yang tidak terbendung, memberi dampak negatif kepada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan," ujarnya.
Koresponden MWD Mamuju
"Pelaku pemerkosaan bukan lagi dari orang jauh atau tidak dikenal, sekarang kita saksikan bahkan ayah kandung berpeluang menjadi tersangka. Termasuk kasus rudapaksa di area pesantren sehingga memberi stigma negatif, namun mari kita menyebutnya sebagai oknum, karena masih banyak tempat belajar agama yang tetap terjaga. Kontrol pergaulan anak-anak kita, berikan edukasi kepada mereka, karena banyak kasus korban memilih diam karena merasa malu atau takut dengan ancaman," ucap Nurmiati.
Ustadzah Andi Herlina Wati, S.Si., M.M. menjadi moderator pada sesi materi, mendampingi Ustadzah Maharani, S.Si. yang menyampaikan materi tentang keajaiban bulan Zulhijjah.
"Zulhijjah merupakan salah 1 bulan haram, dimana kita dilarang keras melakukan maksiat dan diperintahkan untuk meningkatkan amal shalih. Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud disebutkan, 'Tidak ada hari-hari yang di dalamnya amalan shalih yang paling dicintai oleh Allah, kecuali hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama Zulhijjah.' Para sahabat bertanya, 'Tidak juga jihad lebih utama?' Beliau menjawab, 'Tidak juga jihad, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian kembali tanpa membawa sesuatu pun.' Maka penting untuk memaksimalkan ibadah kita, diantaranya ibadah haji dan umrah, puasa, dzikir, perbanyak taubat, takbir mutlak, qurban dan shalat Idul Adha."
"Jangan biarkan kesempatan emas ini terlewat begitu saja, sebagaimana kita memaksimalkan diri di bulan Ramadan," lanjutnya.
Di akhir sesi, para peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Panitia berharap, semoga muslimah yang hadir bisa membawa dan menjaga ruh keta'atan yang tersalurkan, diantaranya semangat untuk berkurban dan berkorban.
0 Komentar
Belum ada pesan