MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Menapaki Jejak Takwa Keluarga Ibrahim: Semangat Zulhijjah Bersama Muslimah Wahdah Jakarta Selatan

Muslimahwahdah.or.id - Jakarta Selatan, Ahad (25/5/2025), Suasana Musholla Gang Setia Budi Masjid At-Taubah, Ragunan, tampak berbeda, puluhan muslimah dari berbagai wilayah Jakarta Selatan berkumpul, tak sekadar menghadiri kajian, namun menyelami makna terdalam dari ketakwaan dalam menyambut sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, hari-hari paling mulia dalam Islam.

Mengangkat tema “Zulhijjah Bulan Taqwa”, Muslimah Wahdah Daerah (MWD) Jakarta Selatan menggelar kajian serentak di dua titik. Di Masjid At-Taubah Kav. Polri, Ragunan, hadir sebagai pemateri Ustadzah Herda Hasanah. Sementara itu, Ustadzah Susantiningsih menyampaikan materi serupa di Musholla Gang Setia Budi. Meski terpisah tempat, keduanya menyuarakan semangat yang sama: menghidupkan amalan-amalan terbaik di bulan Zulhijjah.

Para pemateri mengajak peserta untuk memperbanyak ibadah seperti puasa Arafah, dzikir, sedekah, serta mempersiapkan diri dan keluarga untuk berqurban. "Ajarkan anak-anak berpuasa Arafah, ajak keluarga menabung untuk qurban. Yang penting ada niat dan usaha. Walau belum cukup saat Idul Adha, Allah tetap mencatat pahala ikhtiarnya," ujar Ustadzah Herda.

Ustadzah Susantiningsih menambahkan pentingnya memperbanyak dzikir, baik takbir mutlaq maupun muqayyad, sebagai bentuk penyucian hati. “Yang utama adalah kehadiran hati. Rasakan kebesaran Allah dalam takbir, syukuri nikmat-Nya dalam Alhamdulillah,” pesannya.

Salah satu bagian paling menyentuh dari kajian adalah peneladanan kisah keluarga Nabi Ibrahim. Keteguhan iman Nabi Ibrahim, keikhlasan Siti Hajar, dan kesabaran Siti Sarah diangkat sebagai simbol ketakwaan sejati yang relevan dalam kehidupan rumah tangga masa kini. “Kalau takdir tidak sesuai harapan—punya pasangan pelit, atau masalah rumah tangga lain—belajarlah dari Siti Hajar. Terima takdir, lalu berikhtiarlah dengan sabar dan yakin,” tutur salah satu pemateri penuh hikmah.

Pesan utama dari kajian ini ditutup dengan ajakan menuntut ilmu sebagai bentuk ketakwaan. “Belajar adalah wujud taqwa. Dengan ilmu, kita tahu bagaimana bersikap sebagai hamba Allah yang diridhai,” ujar kedua pemateri.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Yuni Wahyuni (39), peserta asal Jl. Syaridin, menyampaikan kesan mendalamnya, “Ilmunya luar biasa. Banyak hal baru tentang Zulhijjah, Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan puasa Arafah. Semoga terus ada kajian seperti ini.”

Eti, peserta lainnya, turut merasakan manfaat serupa. “Senang sekali bisa hadir. Ilmunya menyentuh langsung kehidupan kami sebagai perempuan.”

Ketua MWD Jakarta Selatan, Nurhayati, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan keislaman rutin. “Kami juga memiliki program Dirosa (pendidikan Al-Qur’an), pembagian ifthar saat Ramadhan, dan kajian rutin lainnya. Harapannya, kegiatan seperti ini terus memperkuat peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.”

Dengan partisipasi aktif puluhan muslimah di dua titik lokasi, kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat Zulhijjah dan keteladanan keluarga Nabi Ibrahim tetap hidup—melahirkan perempuan-perempuan tangguh yang melangkah di jalan takwa, berbekal ilmu, amal, dan keikhlasan.

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan