Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, "Barangkali kalau kita orang Indonesia berada disini (tanah Palestina) sedang menyaksikan langsung bagaimana peperangan di Palestina ini maka mungkin kita sudah kencing berdiri."
Potongan pernyataan Bang Onim, seorang jurnalis asal Indonesia yang kini bermukim di Palestina saat diwawancarai secara live via instagram beberapa tahun lalu. Beliau menceritakan dan menggambarkan kepada pada penonton bagaimana mencekamnya suasana peperangan jika mencapai puncaknya.
Tapi kuasa Allah, saudara kita tercinta di Gaza itu tak takut sedikit pun. Mereka tetap dengan sigap seolah memang tak takut mati bahkan merindukan mati. Mereka tetap maju dengan perlengkapan seadanya, walau bombardir teroris Israel terus menerus melemparkan pelurunya melawan kaum muslimin.
Gaza…Palestina sesungguhnya adalah ujian bagi kita kaum muslimin, termasuk kita di Indonesia ini. Apakah mau turut mengambil bagian dari jihad membebaskan Palestina ataukah hanya sekadar menjadi penonton saja. Jika saudara kita di Palestina telah berjuang, meraup pahala sebanyak-banyaknya dengan cinta dan jihad mereka menjaga kesucian Al Aqsha, maka apakah kita rela melewatkan moment itu sekadar berlalu saja tanpa adanya percikan pahala masuk ke pundi amal kita.
Al Aqsha, salah satu kota suci kaum muslimin, negeri para Nabi, tengah terluka, dan hakikatnya itu melukai jiwa kita sebagai pengikut Rasulullah. Palestina tanah bermulanya dan berakhirnya peradaban Islam.
Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad; dari Maimunah binti Sa'ad bahwa ia berkata, "Wahai Nabi Allah, berilah kami penjelasan tentang Baitul Maqdis." Rasulullah menjawab, "Baitul Maqdis adalah bumi perhimpunan dan kebangkitan."
Qatadah ketika menjelaskan tafsir QS. Al Anbiyaa: 71 mengatakan, "Ibrahim sebelumnya berada di Irak, lalu Allah menyelamatkannya ke Syam. Dikatakan bahwa itulah tanah tempat perhimpunan dan kebangkitan (seluruh makhluk), disanalah Isa putra Maryam akan turun dan disana pula Al Masih Dajjal akan binasa."
Di bumi Palestinalah Imam Mahdi, bersama Nabi Isa 'alayhissalam akan memimpin pasukan kaum muslimin melawan Dajjal dan bala tentaranya dari kalangan Yahudi.
Salam takzim kami kepada wanita-wanita Palestina, para ummahat Palestina dengan perjuangannya mendidik anak menjadi penghafal Alquran sedari kecil, menanamkan iman yang kuat agar ketegaran dan jiwa pejuangnya lahir sejak dini. Juga perjuangannya melahirkan bayi-bayi mungil yang siap menggantikan kembali pemuda-pemuda yang telah syahid.
Salam takzim kami, untukmu para mujahid Gaza yang tak takut untuk senapan Zionis musuh Allah, tak gentar dan tak mundur sedikit pun, terus maju berjuang seolah mewakili kami kaum muslimin yang "masih hanya mengandalkan doa". Belum bisa turun langsung menjadi prajurit Allah mempertahankan Baitul Maqdis.
Salam cinta dan kasih kami untuk anak-anak Palestina. Tetes air mata kami membayangkan betapa engkau begitu mulia, Nak. Malu kami pada diri sendiri. Cemburu kami pada dirimu. Masa bermainmu, masa stimulasi ragamu untuk menjadi anak-anak cerdas digantikan oleh masa ketakutan, kepanikan, kekhawatiran akan keselamatan jiwamu sendiri.
Dan sungguh begitu malu kami, sebagai muslimah yang masih bergelut dengan ragam masalah pribadi sementara engkau duhai muslimah Palestina, engkau sambut kemuliaanmu dengan pembuktian cinta kepada Rabbmu. Semoga kami bisa segera menggenggam tanganmu, memeluk jiwamu, membesarkan hatimu bahwa engkau tak berjuang sendiri.
Yuk..bantu saudara kita yang tengah tertindas dalam perjuangannya. Rupiah yang kita kirimkan akan menjadi pengobat luka buat mereka. Donasi Peduli Palestina https://donasi.wiz.or.id/campaign/peduli-palestina
Penulis : Fitri Wahyuni/Medikom MWP
0 Komentar
Belum ada pesan