MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Gaza dan Kemenangan yang Dekat Waktunya

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Agresi militer Zionis ke wilayah Gaza Palestina telah memasuki hari ketujuh belas. Tercatat ribuan orang meninggal dunia dan belasan ribu luka-luka. Gaza yang telah menghadapi blokade selama nyaris tujuh belas tahun ini kini menjadi bumi jihad tempat kita dapat menyaksikan level tingkat tinggi dari keimanan seorang hamba.

Apakah Luluh Lantak Berarti Kalah?*

Pendudukan atas Palestina oleh zionis telah berlangsung puluhan tahun lamanya. Zionis dengan sokongan utama Amerika Serikat yang mendukung di belakangnya telah melakukan berbagai macam hal untuk terus mencaplok tanah milik Palestina, mulai dari lobi-lobi politik yang sarat akan ketidakadilan, hingga berbagai agresi yang silih berganti terus menelan nyawa warga Palestina.

Di lain pihak, Palestina tak henti berjuang dengan segenap kekuatan, meski secara kasat mata sungguh tidak sebanding. Mulai dari perjuangan dengan lemparan batu yang berhadapan dengan tank-tank canggih zionis. Hingga kini dengan teknologi yang terus berkembang di tengah berbagai keterbatasan yang mereka alami dalam penjajahan.

Tapi, dalam kondisi yang tidak sebanding itu, bukankah hingga detik ini kita mendapati bagaimana Palestina tidak pernah menyerah? Mereka tetap bertahan di sana, mewakili kaum muslimin untuk menjaga tanah suci Baitul Maqdis.

Palestina telah menghadapi berbagai agresi yang menggugurkan para pejuang mereka. Namun setelahnya, akan lahir kembali benih-benih mujahid yang tak kalah tangguhnya. Bangunan-bangunan mereka telah luluh lantak oleh hantaman bom dan roket-roket penjajah, namun setelah itu kota-kota mereka akan kembali terbangun lagi untuk perjuangan berikutnya. Begitu realita yang terjadi, berulang-ulang, berkali-kali.

Maka dalam perspektif dunia, mungkin angka korban yang syahid -insyaallah, itu terlihat sebagai kekalahan. Namun, bukankah tidak akan ada kekalahan ketika seseorang berjuang bersama Allah?

Zionis: Pengecut dan Pembohong Ulung Abad Ini

Sementara itu, kita mungkin bisa saja menelan ludah demi melihat bagaimana zionis dengan pongah menggelontorkan dana mereka untuk senjata-senjata canggih. Mereka menerbangkan roket dari jarak jauh seolah begitu hebat dan jumawa dengan kezalimannya. Namun tahukah kita bahwa itu justru bukti betapa pengecutnya zionis yang hingga hari ini tidak berani untuk berhadap-hadapan langsung dengan pejuang Palestina dalam perang darat? Mereka hanya berani menyerang dari jauh sembari berlindung di markas-markas mereka.

Jangankan hari ini, ketika pejuang Palestina semakin matang dengan strategi dan teknologi yang membuat badan intelegensi mereka terkecoh saat perdana serangan operasi Taufan Al Aqsha. Untuk pertama kalinya pihak zionis menelan kerugian pahit baik dari segi korban jiwa hingga jumlah pasukan mereka yang tertawan yang berkali lipat jumlahnya dibanding perlawanan pejuang Palestina di kesempatan sebelumnya.

Bahkan, sejak zaman dahulu pun, ketika peristiwa intifadha meletus, diceritakan tentang tank-tank zionis yang berbau pesing karena mereka tak bisa menahan keinginannya buang air kecil tersebab ketakutan menghadapi bocah-bocah Palestina yang melempar dengan kerikil.

Lalu dalam agresi ini pun, kita mendapati bagaimana awal-awal masa agresi sudah dibumbui dengan berbagai macam kebohongan dan fitnah kepada para pejuang Palestina. Mereka menyusun sejumlah narasi kebohongan dan berdusta seolah segala serangan itu hanyalah upaya mereka untuk membela diri.

Bahkan, serangan fatal dan mematikan yang mereka tujukan ke Al Ahli Baptist Hospital pada 17 Oktober lalu pun tak mereka akui, meski berbagai bukti telah terpampang nyata.

Perang Narasi, Ayo Mengambil Peran dalam Perjuangan Ini

Tak dapat dipungkiri, ketika Palestina dihujani dengan rudal, dunia pun tengah menghadapi 'serangan' yang tak kalah mematikan. Ya, perang pemikiran.

Zionis tahu betul bahwa informasi bisa menjadi kunci untuk mendapatkan dukungan dan menegaskan kekuatan. Maka mereka memanfaatkan corong-corong media untuk menggelotorkan berbagai macam fitnah dan kebohongan yang keji dan memuakkan.

Maka, untuk meng-counter itu semua, kita tidak boleh tinggal diam. Jangan sampai kita menjadi target serangan perang pemikiran oleh para zionis laknatullah. Zionis begitu serius menciptakan narasi semu, bahkan mengendors para artis, atlet, dan influencer dunia dengan bayaran yang fantastis untuk menyebarkan dukungan kepada mereka. Zionis juga menerapkan sensor kepada berita-berita yang berisi kebenaran dengan kemampuan mereka mengontrol sosial media.

Maka hari ini, selain berdoa dan berdonasi, peranan lain yang bisa kita ambil adalah menjadi corong untuk menyuarakan kebenaran. Generasi Palestina kini adalah mereka yang melek teknologi dengan kemampuan berbicara dengan bahasa dunia. Mereka telah mempertaruhkan nyawa dan keselamatannya dengan terus speak-up dengan memberitakan kebenaran secara real-time. Maka tugas kita adalah menangkap informasi itu dan membagikannya kepada sebanyak mungkin orang sehingga lebih banyak yang tahu tentang kebenaran ini.

Di berbagai belahan dunia, telah dihelat berbagai macam aksi untuk menunjukkan dukungan kepada masyarakat Palestina. Semua itu muncul atas terketuknya nurani karena menerima informasi yang benar tentang apa yang terjadi. Besar harapan kita, dengan itu mata dunia akan semakin terbuka, desakan kepada zionis menjadi lebih  nyata, dan kemerdekaan untuk Palestina semakin dekat, biidznillah.

Mata kita boleh basah karena menyaksikan pedihnya akibat dari kebrutalan penjajah. Hati kita boleh sedih ketika nyawa manusia kini menjadi angka-angka yang menerangkan korban jiwa. Tapi semangat kita tidak boleh padam atas harapan yang telah dijanjikan Allah.

Tidak malukah kita kepada bocah Gaza yang mampu menahan sakit ketika lukanya dijahit tanpa obat bius namun ia menghadapinya dengan melantunkan ayat-ayat Al Qur'an? Tidak malukah kita kepada seorang ibu tua yang ketika diminta berhijrah untuk keamanan dirinya ia dengan tegas menolak dan berkata, "Kami bersama para mujahid!"?

Ya, kemenangan itu hanya menunggu waktu. Tak ada yang abadi, terlebih kezaliman yang akan menemui takdir kemusnahannya sendiri. Yang kini perlu kita pastikan adalah, di pihak manakah kita telah nyata memposisikan diri. Dan di hari perhitungan kelak, setiap kita akan mempertanggungjawabkan atas apa yang hari ini kita pilih. (AR)

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan