MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Muslimah Wahdah Sulsel Gelar Workshop Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengolahan sampah, sampah merupakan bahan sisa yang dibuang, baik dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak memiliki nilai ekonomis jika tidak melalui proses tambahan. 

Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan mengakibatkan peningkatan penyebaran penyakit, bau menyengat dll, sehingga mengganggu kenyamanan dan kesehatan.

Sejauh ini proses pengolahan sampah yaitu diangkut, dibuat, atau dibakar padahal sampah organik sesungguhnya sangat bermanfaat jika diolah kembali menjadi sebuah produk yang bermanfaat salah satunya ecoenzim.

Enzim merupakan cairan hasil fermentasi tanpa organik. Fungsi yang dimiliki ecoenzim diantaranya adalah sebagai pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga serta penyubur tanaman.

Enzim juga dapat digunakan sebagai desinfektan disebabkan oleh kandungan alkohol dan asam asetat yang terdapat dalam cairan tersebut karena proses fermentasi. Proses fermentasi merupakan hasil dari aktivitas enzim yang terkandung di dalam bakteri atau fungi.

Sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hal ini. Oleh karenanya, Divisi Kesehatan, Olahraga dan Lingkungan Hidup Muslimah Wahdah Wilayah Sulawesi Selatan mengadakan Workshop Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Ahad (14/09/25) di Pusat Dakwah Muslimah Muslimah, Jl.Antang Raya, Manggala, Kota Makassar. 

Mengangkat tema “Langkah Nyata menuju Kota Hijau, kegiatan ini dihadiri puluhan muslimah. Output kegiatan ini adalah dihasilkannya eco-enzim dan nantinya akan ditindaklanjuti selama 3 bulan hingga eco-enzim nya telah berhasil terfermentasi dengan baik.

Menghadirkan pemateri Lilyana Susan, S.Kep, Ns, kegiatan ini diawali dengan mengajak peserta untuk mengubah paradigma berpikir bahwa sampah itu bukan hanya sekadar ditangani semata, tetapi masyarakat harus menjadi bagian dari sistem untuk gerakan minim sampah dengan tagline “cegah, pilah dan olah”.

 “Sampah yang menjadi masalah adalah tanda bahwa kita memproduksi terlalu banyak sampah. Artinya juga kita mengambil dan menyia-nyiakan terlalu banyak sumber daya,” jelas ibu enam anak tersebut.

Dalam Islam kita semua adalah khalifah di muka bumi. Allah melarang kita untuk merusak bumi setelah diperbaiki. Bahkan membuang sesuatu termasuk makanan disebut sebagai perbuatan mubazir, yang digolongkan sebagai saudara setan, sebagaimana dalam QS Al-Isra’: 27.

Eco-enzim merupakan cairan alami serbaguna yang berasal dari hasil fermentasi sampah organik. Bahan pembuatannya adalah molase/gula merah, sampah organik yang berasal dari kulit buah/sayur, sisa potongan buah/sayur, sisa gigitan kelelawar, dll serta air baik berupa air sumur, PDAM, air hujan atau air buangan AC dengan perbandingan 1 : 3 : 10.

Lama pembuatan eco-enzim adalah 3 bulan di wilayah tropis dan 6 bulan di subtropis. Hasil akhirnya adalah cairan berwarna kecoklatan dengan aroma asam segar. Warna eco-enzim bervariasi dari coklat muda hingga coklat tua, bergantung pada jenis sisa buah/sayuran dan jenis gula yang digunakan.

Manfaat eco-enzim adalah sebagai karbol dan pembersih alami, sabun cair alami, penjernih udara alami, pembersih rumah tangga alami dan hand sanitizer alami. Di samping itu ampas ecoenzim sebagai pupuk tanaman, meningkatkan kualitas udara, air, dan tanah, sebagai pembersih saluran pipa air rumah.

Tujuan utama pembuatan ekoenzim adalah menyelamatkan bumi. Banyaknya manfaat dari eco-enzim hanyalah bonus. Manfaat sebenarnya adalah kelestarian bumi titipan Allah.

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan