Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu lokus prioritas percepatan penurunan stunting di Indonesia. Pada tahun 2022, Sulbar bertengger di peringkat kedua skala nasional dengan angka prevalensi stunting mencapai 35%.
Kondisi darurat ini mendesak Pemerintah Pusat untuk menggelontorkan dana besar demi memaksimalkan peran pemerintah provinsi dalam menekan dan menghalau peningkatan yang lebih masif.
Melansir dari situs Kemendagri RI, berdasarkan laporan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting), prevalensi Sulbar mengalami penurunan signifikan sebesar 4,7% yang berhasil menggeser posisinya ke peringkat 5. Masih belum memuaskan, namun menjadi angin segar untuk bekerja lebih keras.
Muslimah Wahdah Wilayah Sulawesi Barat tidak meninggalkan peluang untuk mengambil peran dalam penurunan angka stunting. Konsistensi melakukan edukasi kepada masyarakat terus dijaga, salah satunya dengan mengadakan kegiatan Baksos Pengentasan Stunting dengan tema "Mencetak Generasi Muslim Tangguh di 1000 Hari Pertama Kehidupan" pada Ahad (3/11/24).
Ustadzah A. Ely Herlinawati, S.Si., M.M. mewakili Ketua MWW Sulbar memberi sambutan sekaligus membuka acara. A. Ely mengawalinya dengan memperkenalkan profil lembaga MWW Sulbar. "Muslimah Wahdah menjadi salah satu lembaga yang menjalin kerja sama dengan BKKBN dalam mencegah stunting. Atas pertolongan Allah, kami menjaga komitmen untuk memberi edukasi, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Semoga banyak ibu juga calon ibu yang tersadarkan dan tercerahkan," ungkapnya.
Widyaiswara dari BKKBN Sulbar, Verawati, S.Psi., M.I.Kom., dihadapan seluruh peserta yang hadir mengapresiasi Muslimah Wahdah yang telah mengadakan Baksos Pengentasan Stunting, isu kuat yang masih melekat di daerah kita sejak beberapa tahun terakhir.
Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik dan paham akan pentingnya 1000 HPK dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Berbagai pihak diharapkan dapat bersinergi melalui penguatan kolaborasi pentahelix dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
"Semoga kerjasama yang terjalin bisa membawa manfaat besar pada kemajuan SDM Sulawesi Barat. Karena setiap perubahan diawali dari kesadaran," harapnya.
Sementara itu, dr. Mulyani Kadir, Sp.A., M.Kes. yang saat ini bekerja sebagai Dokter Spesialis Anak di RSUD Provinsi Sulawesi Barat berkesempatan memberikan tips untuk mencegah dan mengatasi stunting.
"Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar. Banyak faktor yang menjadi penyebab, seperti kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, pengetahuan tentang cara membuat MPASI yang benar, penyakit infeksi, BBLR juga anak dengan penyakit kronik," ujarnya.
"Stunting dapat dicegah dengan pemberian tablet FE, mencegah pernikahan dini, pemenuhan nutrisi, rutin memeriksa kesehatan ibu dan janin serta pemberian ASI eksklusif," tambahnya.
Pada sesi konseling, seluruh peserta mendapat kesempatan untuk berkonsultasi tentang tumbuh kembang anak dengan dr. Karmila, M.Kes., Sp.G.K. (Ketua Divisi Kesorling MWW Sulbar) dan dr. Mulyani.
Di akhir kegiatan, para peserta mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh panitia. Keseruan terjadi di setiap sesi, tawa dan sorakan memberi semangat memenuhi Aula Marasa Corner, khususnya ketika lomba bayi merangkak. Para ibu melakukan banyak gerakan untuk mencuri perhatian sang anak agar mau merangkak. Kebanyakan bayi kebingungan dan memilih untuk tetap duduk di titik start hingga waktu usai.
"Alhamdulillah, saya selalu percaya bahwa setiap ketetapan Allah itu ada hikmahnya. Seperti hari ini, seharusnya Shanum masukkmi fasenya untuk jalan dan hikmanya sekarang bisa juara 1 merangkak," ujar Asiya dengan senyum sumringah.
0 Komentar
Belum ada pesan