Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Muslimahwahdah.or.id – Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan dalam kalam-Nya, “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…,” (Surah Al-Baqarah : 143)
Umat islam adalah umat wasathiyah atau umat pertengahan, Wahdah Islamiyah yang sejak berdirinya telah mengusung landasan ini. Seperti diungkapkan DR. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc MA dalam kesempatan sambutan pembukaan Mukernas XV memberikan kabar yang membuat syukur bahwasanya ketika pertemuan World Peace Forum yang diadakan di Solo Oktober lalu menghadirkan tokoh-tokoh perdamaian, Wahdah Islamiyah mendapatkan apresiasi sebagai pelopor organisasi wasatiyah di Indonesia.
Baca Juga:
Hal ini diungkapkan oleh salah satu tokoh perdamaian dunia, Prof. Greg Fealy (Emeritus Professor of Indonesian Politics at the Australian National University, Australia) bahwa Wahdah Islamiyah menjadi salah satu pelopor organisasi wasathiyah.
“Kami tidak menganggapnya demikian, namun ini sangat melegakan, Alhamdulillah dalam artian kita bersyukur kepada Allah apa yang kita lakukan sejak awal, sampai hari ini dan terus menerus sampai kita dipanggil Allah, dalam rangka mewujudkan wasathiyah Islam semakin dirasakan, diketahui dan diakui oleh pihak lain termasuk ormas lain yang lebih dahulu dari wahdah islamiyah,” ungkapnya penuh syukur dihadapan ratusan peserta Mukernas XV Wahdah Islamiyah.
Dengan membawa landasan wasathiyah umat ini sekaligus momentum Mukernas XV yang berlangsung secara hybrid ini, daring via Zoom dan luring di Asrama Haji Sudiang, Wahdah Islamiyah terus berusaha mengajak anak bangsa terus berkomitmen dalam mengatasi permasalahan umat dan bangsa.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari kedepan, Kamis-Ahad (24-27/11/2022) ini mengusung tema “Menguatkan soliditas dan kolaborasi untuk mengatasi persoalan umat dan bangsa”.
Seiring tema yang diusung dengan landasan wasatiyah penting untuk mengokohkan soliditas, karena ia modal yang sangat penting dalam menjaga eksistensi suatu organisasi, bahkan suatu bangsa.
Menurut ustadz yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masa Khidmat 2020-2025 kesolidan ini kadang-kadang goyah, padahal di hadapan kita banyak masalah. “Kita khawatir eksistensi negara kita kedepannya, minimal tidak mengganggu penyelesaian masalah keumatan. Solid saja tidak cukup, apalagi untuk mewujudkan Indonesia maju dibutuhkan pergerakan potensi dan harus ada sinergitas, harus ada kolaboras,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh komponen bangsa agar kolaborasi bisa ditumbuhkan maka kita harus berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan dari anak bangsa, saling menghormati dan memberikan kesempatan dari anak bangsa yang memiliki kemampuan.
0 Komentar
Belum ada pesan