MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Penentu Karakter Pertama Adalah Keluarga “Karaktermu Akan Menjadi Panutan Untukku”

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Peran keluarga sangatlah berpengaruh terhadap karakter orang yang
ada didalamnya, Seperti karakter anak. Seringkali orang-orang berpendapat
bahwa karakter ditentukan oleh keluarganya, jika keluarga nya baik maka
karakter anaknya akan baik karena didikan yang mereka kasih kepada anak
tercermin dari sikap dan perilaku yang baik yang ditunjukkan oleh sikap kedua
orangtuanya, namun sebaliknya jika orang tua memiliki karakter yang kurang
baik maka akan mengalir kepada anaknya. Kebiasaan seorang anak yang
meniru bagaimana cara kedua orang tuanya bersikap akan mempengaruhi
karakternya. Tidak ada orang tua yang ingin anaknya memiliki karakter yang
kurang baik, semua mengharapkan anaknya memiliki kepribadian yang baik
serta selalu berbakti kepada kedua orang tua.

Peran antara ayah dan ibu sama besarnya, ibu yang selama ini
mengandung, melahirkan dan merawat anak dari kecil memang dirasa sangat
berperan besar, namun peran ayah pun tidak kalah besarnya walapun
terkadang peran ayah dalam kehidupan anak tidak terlalu terasa disebabkan
karena sosoknya lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. Sehingga hal
ini menimbulkan anggapan bahwa ayah tidak memiliki pengaruh besar dalam
mebesarkan dan mendidik anak. Sementara sosok ibu begitu melekat dengan
sang anak karena sejak dalam kandungan, melahirkan hingga menemani masa
kecilnya secara normal ibu selalu ada bersama anak.

Allah SWT menjelaskan dalam surah at-Tahrim : 6 menyampaikan
seruan kepada orang-orang agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
Ayat ini dikhususkan kepada seorang ayah sebagai kepala keluarga agar
melindungi dirinya dan keluarganya ( istri dan anak-anaknya) dari segala
sesuatu yang menjerumuskan kehidupan, segala sesuatu yang akan
menyengsarakan kehidupan mereka. Sehingga ayat di atas jelas bahwa sosok
seorang ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah tetapi harus menjadi
pendidik bagi anak-anaknya apalagi saat usia anak berada pada usia dini yang
merupakan masa pembentukan karakter anak sehingga harus diperhatikan
dengan sebaik dan semaksimal mungkin.

Pendidikan seorang ayah dan ibu dalam keluarga amatlah penting
karena ayah merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Dari
ayah seorang anak belajar tangguh, berani, bertanggung jawab, dan mudah
bergaul dengan dunia luar. Ayah selalu sentiasa memberikan contoh dengan
cara yang berbeda. Sedangkan ibu selalu memberikan kasih sayang dengan
amat lembutnya , mengajarkan kita bagaimana memahami dan mengerti akan
sesuatu.

Dalam Alqur’an sendiri terdapat 17 dialog yang mengajarkan mengenai
pengasuhan anak yang terdiri atas 14 dialog ayah-anak; 2 dialog ibu-anak; 1
dialog guru-murid. Itu menunjukkan peran ayah dalam pengajaran anak-
anaknya melebihi ibu dan guru. Dari sisi sirah menunjukkan bahwa pendidikan
Rasulullah dibina oleh kakek dan pamannya ( sosok ayah). Dalam kisah al-
Qur’an juga ditemukan bagaimana sosok ayah seorang Nabi Ibrahim, begitu
juga dengan Luqman, Nabi Ya’qub dan Nabi Nuh.

Keluarga dalam perspektif sosiologis merupakan unit terkecil yang terdiri
dari suami, istri, dan anak. Sedangkan dari perspektif pendidikan keluarga yaitu
lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam kehidupan manusia. 1
Dalam hal ini orang tua disamping berkewajiban untuk membesarkan anak
menjadi dewasa secara biologis, juga berkewajiban untuk mendewasakan
secara spiskologis dan spiritual dengan memberikan nasehat yang baik,
menanamkan keyakinan hidup yang benar agar anak menjadi seorang muslim
yang beriman teguh bertaqwa kepada Allah SWT dan memberikan contoh nilai-
nilai akhlakul karimah dalam kehidupan yang baik.

Keluarga menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat
membentuk karakter serta moral seorang moral. Keluarga bukan sebuah
wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak saja. Sebuah keluarga
sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak.
Dimana anak selalu merindukan tempat untuk mereka kembali saat mereka lagi
tidak sedang baik-baik saja. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang,
kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualiasasi diri, berpendapat, hingga
perilaku penyimpang. Ahmad Tafsir dalam bukunya menjelaskan bahwa kunci
pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani. Ada
dua tujuan pendidikan agama dalam keluarga. Pertama, penanaman nilai
dalam arti pandangan hidup, yang kelak mewarnai perkembangan jasmani dan
akalnya. Kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai
guru dan pengetahuan di sekolah. Nilai-nilai yang baik akan mendorong anak
untuk memiliki jiwa dan rohani yang baik. Dan orang tua mesti memberikan nilai
tersebut.

Pendidikan agama dapat diberikan melalui dengan percontohan atau
uswah hasanah, misalnya orang tua akan bersembahyang hendaklah anak
disuruh berdiri dibelakangnya untuk menirukan perbuatan orang tuanya, pada
bulan puasa anak-anak dapat dilatih berpuasa. Latihan hidup bersosial pun
dapat dilakukan antara lain bila ada pengemis yang datang kerumah
hendaknya anak di suruh serahkan sesuatu pemberian kepada pengemis
tersebut. Dan bisa juga mencontohkan untuk saling berbagi kepada teman yang
lagi membutuhkan bantuan, baik makanan dan lain sebagainya. Latihan ibadah
seperti ucapan atau perkataan, seperti membaca basmallah, mengucapkan
salam, membaca dzikir dan lain-lain juga perlu menjadi kebiasaan ucapan
anak-anak. Cara yang demikian telah diajarkan oleh Rasulullah dalam hadist
berikut:

“ Hendaklah kamu memastikan anak-anakmu belajar agama dan
hendaklah kamu membaguskan adabnya.”
Hadist diatas menyebutkan perintah kepada orangtua untuk memperhatikan
pendidikan agama bagi anak. Pelajaran agama menjadi pendidikan utama yang
perlu diperhatikan untuk seorang anak. Kata-kata berikutnya tersurat
memperbagus adabnya.

Pembentukan karakter pada anak ibarat mengukir atau memahat jiwa
sedemikian rupa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan bereda antara satu
dengan yang lain. Dari sini kemudian berkembang pengertian karakter yang
diartikan sebagai pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi perekti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang,
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati hak orang
lain, kerja keras, dan sebagainya. Orangtua harus menanamkan karakteristik
pada masing-masing anak sejak ia dilahirkan kedunia ini.

Pembentukan karakter tentu saja tidak mudah, peran ayah dan ibu sangat
dibutuhkan didalamnya. Mereka harus senantiasa bahu membahu untuk selalu
memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Harus ada kerja sama diantara
keduanya, karena jika hanya peran ayah saja yang berjalan maka tidak akan
seimbang begitupun sebaliknya.

Pembentukan karakter merupakan perilaku yang didapat dari pola asuh yang
dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Oleh karena itu kedua orang
tua harus memberikan contoh yang baik terhadap anaknya.
Peran ayah dan Ibu dalam keluarga akan selalu menjadi panutan pertama bagi
anak-anaknya, perilaku dari keduanya akan mendorong anak untuk selalu
mengikutinya. Ibarat pepatah lama mengatakan “ Buah tidak akan jatuh jauh
dari pohonya”. Sikap dan perilaku anak selalu tercermin dari perilaku ayah dan
ibunya.

Maka bagi orang tua jadilah panutan yang baik, selalu ajarkan sesuatu yang
baik hingga engkau merasakan hasil yang baik dari buah didikan mu selama ini.

Penulis : Nuraeni

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan