MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Disepanjang Sujud

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Aku terbangun dan terjaga, dari mata yang sempat memilih untuk rehat sejenak oleh aktivitas dunia yang tak berpenghujung. Aku terbangun dan terjaga hingga menyujud diatas Sajadah CintaNya.disepertiga Malam ,saat Aku  berharap, Allah Azzawajalla  ridho terhadap segala ibadahku..

Ada kepuasan yang membuncah, seiring dengan semangat yang mengalir dalam desahan nafas, tatkala satu kebaikan mampu dilakukan setelah mengalahkan banyaknya godaan dan rintangan. seirama dengan hal itu pula, maka selalu ada senyum yang membatin dan merekah pada dinding-dinding hati ketika sebelumnya kita mampu berdiri tegak diatas batu karang dan tak terhempas oleh kelalaian-kelalaian dunia yang melenakan.  Hari ini kita tersadarkan, 24 jam waktu yang menjadi saksi dan telah berlalu dalam hidup, seolah tidak cukup untuk berbuat lebih banyak ketaatan dan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Ada kebahagiaan yang tak mampu disandingkan dengan kemewahan duniawi, ada kesenangan yang tak mampu dipasangkan dengan setumpuk harta, tahta dan jabatan. ialah kedekatan kepada Allah Azzawajalla. kedekatan kepada sang Pencipta langit dan bumi, Selalu merasa dekat, merasa diawasi, hingga apapun yang kita lakukan menjadi terkontrol karena takut pada AdzabNya dan mengharap PahalaNya, hingga berpenghujung pada nilai  positif di pandangan Allah Ta’alaa.

Allah Ta’alaa. memberikan ‘peluang’ untuk mendekatkan diri kepada-Nya karena Ia dekat dengan hamba-Nya.sebagaimana yang Allah Ta’alaa. katakan:”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku” (QS al-Baqarah 186)”.

Maka, mari sejenak kita menengok hidup ini, kadangkala kita merasa putus asa hingga nyaris frustasi untuk sebuah masalah pribadi. kita memilih pergi hingga futur dan tidak menyisakan ruang untuk kembali dijalan orang-orang terpilih, jalan Dakwah. juga memilih menyerah pada keadaan, padahal belum banyak doa yang tertumpah diatas sajadah-sajadah taqarrub kita kepada Nya. belum seribu langkah yang dicoba untuk menapaki dan memahat ketaatan hingga tercipta kegemilangan.

Jika kita terkadang merasa diabaikan manakala sulit mencari telinga yang mampu menampung segala resah dan masalah yang sedang dialami, maka sesungguhnya Allah akan selalu ada dan setia setiap saat mendengar keluh kesah hambaNya. karena fitralah manusia berkeluh kesah, tapi  Allah yang tak akan pernah bosan mendengarkan hambaNya yang meminta sebanyak apapun dan mengadu setiap resa gelisah padaNya.

Sebagaimana pula dikabarkan oleh qur’an, Allah berfirman yan artinya : Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS Qaaf 16).

Tempat Memohon

Allah adalah tempat meminta segala sesuatu. Allah justru akan benci kepada hamba-Nya yang tak pernah meminta, karena merupakan hamba yang sombong. Karena sejatinya manusia tak mampu berbuat apa-apa melainkan karena kekuatan dari Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak hikmah dari para nabi dan rasul , shalafus shaleh yang mencerminkan nilai teladan.bagi kita untuk senantiasa berharap dan merutinkan doa kepada Allah Taa’ala. Perang Badar yang telah terjadi puluhan abad silam, pun telah membuktikan akan keyakinan diterimanya segala permohonan kita,dengan bantuan bala tentara diutusnya para malaikat yang membantu mengalahkan kaum Musyrikin.  hal itu tidak lain terjadi karena  Allah begitu dekat dengan hambaNya yang senantiasa memanjatkan doa dan harap.  Pun ketika  doa tak langsung dikabulkan, maka  selalu berprasangka baik adalah jawabannya,  Bisa jadi doa tersebut tak baik untuk kita atau belum saatnya atau mungkin disimpan untuk di akhirat kelak dan berbuah pahala.

Sebagaimana pula Allah berfirman, yang artinya “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S Al-Baqarah, [2]: 186)

Ayat di atas menjelaskan kedekatan Allah dengan hamba-Nya merupakan kedekatan yang sinergis, kedekatan yang aplikatif, bukan kedekatan yang hampa dan kosong, karena kedekatan ini terkait erat dengan doa dan amal shalih yang ditunjukkan oleh seorang hamba setiap harinya. Lisan yang senantiasa  berdizkir kepadaNya, baik dalam kondisi lapang maupun sempit, jasad yang senatiasa kokoh tegak dalam shalat wajib dan sunnah, hati yang terjaga dari penyakit, perangai yang lembut dalam dakwah penuh hikmah. Maka, ungkapan lembut Allah “Sesungguhnya Aku dekat” merupakan komitmen Allah untuk senantiasa dekat dengan hamba-Nya, kapanpun dan dimanapun mereka berada. Terlebih hamba-Nya melakukan pendekatan yang lebih intens dengan berbagai amal keshalihan yang mendekatkan diri mereka lebih dekat dengan Rabbnya.. dan dakwah adalah pilihan dan jalan kita untuk senantiasa mendekat  dan menyujud dihadapanNya.

Juga,  ketika Dalam sebuah hadits Qudsi Allah memberikan jaminan bagi hamba-hamba-Nya yang mendekatkan dirinya (Taqarrub) kepada Allah: “Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya bila ia berdoa kepada-Ku. Tidaklah hambaKu mendekat kepada Ku sejengkal melainkan Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Tidaklah hambaKu mendekat kepadaKu sehasta melainkan Aku akan men- dekat kepadanya sedepa. Tidaklah hambaKu mendekat kepadaKu dengan berjalan melainkan Aku akan men dekat kepadanya dengan berlari”.(Muttafaqun alaih)

Sebuah pelajaran dari Hadits yang memotivasi kita untuk selalu bersegera mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Bagaimanapun cara kita mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan meresponnya dengan cara yang lebih baik yang dilakukan hamba-hamba-Nya. Ketika hamba-Nya berdoa dan bermohon kepada-Nya, maka dengan cara yang tidak disangka-sangka hamba-Nya, doa dan permohonanya dikabulkan oleh Allah.

 Kebahagiaan yang Dekat

Tak perlu jauh-jauh mencari sebuah kebahagiaan, tak perlu risau dengan kesulitan. Tak perlu biaya mahal untuk mendekati-Nya, tak perlu jauh-jauh mencari-Nya. Karena Allah ada di hati orang-orang yang beriman. kita hanya perlu menancapkan keyakinan di dalam hati, keyakinan akan apa yang diberikan Allah adalah yang terbaik dan akan ada hikmah setelahnya, maka apapun yang terjadi disyukuri.senang atau berujung sedih.  Bila sekarang kita mengalami kondisi yang kurang baik atau dengan kata lain sedang dalam ujian, yakinlah bahwa setelah kesulitan ada kemudahan. Terkadang kita menyadari perjalan yang ditempuh meninggalkan   berbagai Tanya,berhasilkah atau tidak dalam ajakan seruan dakwah ini, ketakutan yang mengiringi, kejenuhan yang berselimut diantara lembaran hari-hari. tapi  yakinkah kita, bahwa Allah tidak semata-mata memberikan kesulitan tanpa adanya pelajaran dan janji peningkatan derajat bagi mereka yang mampu melalui nya dengan sabar dan tawakkal. Sesuai dengan firman Allah Ta’alaa, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.Dan beritakanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucap kan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.
(Q.S. Al-Baqarah [2]:155-156)

Proses Taqarrub Ilallah

Kedekatan kita kepada  Allah, berawal karena cinta, sebuah rasa yang selalu menghadirkan rindu, dan harap. layaknya sepasang pengantin yang saling mencintai. pun demikian halnya dengan Allah, Allah tak akan melekat dalam hati jika kita tak ingin mengenalNya. Dengan belajar mengenal Allah, melalui shalat, membaca Al-Qur’an, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, maka Allah akan dekat kepada kita. sebaliknya, jika kita menjauh dengan syariatNya, lalai terhadap ketentuanNyam maka Allah pun akan menjauh dari kita.

Jikalau Allah memberikan sesuatu yang tidak kita sukai, yakinlah bahwasannya apa yang kita suka belum tentu yang terbaik untuk kita dan apa yang Allah berikan adalah yang terbaik yang kita butuhkan. Jadi, bahagia itu adalah dekatnya kita dengan Sang Pencipta, bukan yang lain. Ketentraman itu akan muncul melebihi segala kenikmatan duniawi. Kesulitan pun menjadi indah tatkala Allah menjadi tumpuannya. Sungguh, hanya dengan mengingat Allah Ta’alaa hati akan menjadi tenang.(ZA)

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan