MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

​”Kita bukan Generasi Sumbu Pendek”

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Satu lagi “jargon” andalan kubu sebelah buat siapapun yang berani menentang kesemana-menaan yang mereka lakukan: Sumbu Pendek.
Disebut sumbu pendek, konon katanya, kita-kita ini gampang meledak. Disulut sedikit saja, bang! Meledak.
Tapi, bener gak sih kalo kita ini sumbu pendek?
Berhubung saya mahasiswi kimia, saya akan menjelaskan sedikit teori sebab akibat dari sudut pandang kimia. (Ini juga saya sadur dari pemaparan dosen kami bapak Prof. rer nat. H. Muharram, M.Si)
Saat menjelaskan mata kuliah Penentuan Struktur secara Fisika Kimia, beliau memaparkan prinsip dasar dari semua metode sprektroskopi yang ada bahwa semua molekul senyawa yang ada akan memberi reaksi bila diberi paparan energi. Biasanya energi cahaya karena mengandung foton. Nah, dari perbedaan reaksi inilah akan muncul klasifikasi dari senyawa yang didapatkan.
Lalu Profesor mengatakan, “kita, manusia, juga adalah molekul. Bila ada energi yang diarahkan dan mengenai tubuh kita, pasti ada reaksi yang dihasilkan.”
Sampai disini penjelasan prof Muharram. 
Saya pun pulang ke rumah dan mereview materi kuliah. And than, i get the point. Satu yang menarik dari pemaparan beliau. That we are molecules. A big molecule. Adanya sesuatu yang mengena pada kita, exactly we’ll make a reaction. Apapun itu.
Terutama yang lagi hangat-hangatnya adalah about Qur’an Insult by governor of Jakarta. Yang sampai sekarang belum ada kejelasan hukum untuk si tersangka, malah menjalar kemana-mana. Masalah inilah itulah. Ini nih kalau sibuk nangkap asapnya, bukan apinya. So pity they’re.
Bukan mencela bapak kepolisian. But only the shape of dissapointment that I’m moslem woman. Satu doang kok Pak yang mau ditangkap, negara juga gak bakal rugi kalo dia dibui. *smirk
Nah, kasusnya ini ibarat foton yang ditembakkan pada molekul suatu senyawa. Akan ada reaksi. Dan reaksi ini bak senyawa-senyawa yang juga memberi efek atau reaksi yang berbeda pula.
*Ada yang diam saja.

*Ada yang marah-marah gak jelas (I mean mereka kurang cerdas marahnya. Misal gak bisa lagi bedakan mana hoax mana bukan. Mana yang layak disebar mana yang dibuang saja. Mereka marah tanpa ada landasan kuat untuk marah)

*Ada juga yang marah, karena iman.

*Dan terparah, ada yang senang bahkan membela si pelaku.
Dan kesemua ini, kemudian akan diidentifikasi jenis-jenis manusianya. Oleh siapa? Bagaimana caranya?
Bila struktur senyawa dinilai senyawa apakah dia oleh para peneliti, melalui serangkaian eksperimen, di dalam laboratorium, dan memiliki literatur textbook yang terpercaya… Maka dalam kasus ini:

Jenis manusianya dilihat dari reaksi mereka terhadap pelecehan oleh tersangka, dinilai langsung oleh Allah, melalui serangkaian reaksi dan bisikan dalam hatinya, di dunia, dan literatur manusia untuk mengetahui penilaian Allah adalah Al Qur’an.
Vonis Allah kepada muslim yang memilih kafir sebagai pemimpin dalam Al Qur’an:

1. Fasiq

2. Sesat

3. Munafiq
1. Fasiq
QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ.”
Fasiq artinya mereka yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Tau dalilnya, tau hukumnya, tapi tetap aja mau milih pemimpin kafir. Merekalah orang fasiq.
2. Sesat
QS. 60. Al-Mumtahanah : 1.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu     karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu  nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus.”
Sesat artinya memang sudah dijauhkan Allah dari hidayahNya.
3. Munafiq
QS. 4. An-Nisaa : 139
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” 
Munafiq adalah mereka yang menampakkan keimanan tetapi menyembunyikan kekafiran dan kebencian terhadap syariat Allah dalam hatinya. Padahal Allah knows what are in their soul. Dan mereka ini yang pertama terjun ke kerak neraka sebelum orang kafir, kata ulama.
Nah, itu kalsifikasi mereka yang masih ngotot milih pemimpin kafir. Semoga saya dan anda dijauhkan dari kecintaan pada kaum kafir wal musyrikin.
He is Allah the One. Allah the most saficient master. 
Jadi alhamdulillah kalau efek marah muncul dari penghinaan seperti sekarang ini. Itu pertanda, insyaa Allah, kita bukan 3 golongan di atas. 
Kita juga bukan generasi sumbu pendek! Kita ini molekul, the biggest molecule. Wajar bila memberi efek bila ada “energi” yang diberikan. Dan di ataa semua itu, kita memiliki keimanan. Yang siapapun tidak boleh melecehkan apa yang kita yakini. Bila yang dicela adalah diri kita, saya yakin it’s not a biggest problem. Tapi kalau agama kita yang dicela, I swear, it will burn our souls. 
Inilah kita, generasi muslim yang akan setia menjaga kitab Al Qur’an sampai Allah mewafatkan kita. In syaa Allah.
Bukankah sebaik-baik nasehat kepada Al Qur’an di antaranya adalah dengan membelanya dari siapa saja yang melecehkannya?
Maka dari itu, mari.. Back to our Shaff. Rapatkan barisan. Intens kan hubungan kita dengan Al Qur’an. Muliakan diri dengan hafalan-hafalan dan pengamalannya. 
Semoga kelak, “elusidasi” akhir yang akan Allah lakukan pada setiap hambaNya in day of Judgement, we’ll get His Jannah. We’ll get his Pleasure. We’ll get His forgiveness. And we’ll met Him with a glowing face. Aamiin.
Makassar, 7 Februari 2017

ChemStudent
Fauziah Nadwi

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan