MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
MUSLIMAH WAHDAH PUSAT
TUTUP

Majelis Ibu II: Manajemen Sabar terhadap Suami dan Anak

Muslimahwahdah.or.id - MAKASSAR, Muslimahwahdah.or.id – Zaman yang terus melesat seiring dengan perkembangan generasi, Lembaga Pernikahan dan Pembinaan Keluarga Sakinah (LP2KS) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Muslimah Wahdah (MW) Sulawesi Selatan juga terus mengambil peran mengedukasi para ibu yang dinilai memiliki peran central dalam memperkokoh ketahanan keluarga. Majelis Ibu II, kembali digelar secara daring, melalui zoom meeting, dengan tema “Manajemen Sabar terhadap Suami dan Anak,” Sabtu (5/11/22).

Sebagai Konselor keluarga Muslimah Wahdah, Ustadzah Herda Hasanah, S.Pd.I., mendefenisiikan sabar yang justru bersumber dari tantangan pengasuhan dan pernikahan.“Tantangan pengasuhan, tantangan pernikahan, memicu kita, memotivasi kita untuk memaknai sabar itu lebih dalam lagi. Banyak ujian-ujian yang terjadi yang kita tidak inginkan, tapi inilah ujian. Jika ada yang bertanya bagaimana jadi orang sabar, maka jawabannya maksimalkan peran kita sebagai ibu, istri, karena sesungguhnya sabar itu tidak ada batasnya,” terangnya.

Lebih lanjut ia memaparkan cara agar bisa bersabar, yang diawali dengan niat dan berdoa agar diberikan kesabaran, perbanyak istighfar, berdzikir, syukuri apa yang terjadi saat ini, atur dan kendalikan emosi, kenali kondisi diri, dan berperilaku positif.

“Perbanyak istighfar sehingga Allah berikan kita sabar. Biasanya dalam keadaan lelah, emosi memuncak maka jangan dulu berinteraksi dengan siapapun, lebih baik kita istighfar. Istighfar menunjukan kelemahan kita, bahwa kita ini bukan wonder women. Punya keterbatasan,kekurangan bahkan kelemahan,” jelasnya sambil mengulas beberapa fenomena dalam keluarga.

“Perbanyak berdzikir, kenapa orang gampang terpicu, terusulut dengan trigger? mudah tersulut karena dia tidak hadir pada saat itu. Seseorang yang selalu aware dengan dirinya, itu bisa mengkondisikan dirinya untuk tidak mudah tersulut, caranya dengan berdzikir karena dengan berdzikir kita mudah aware dengan diri kita. Anak bikin kotor, ajaran Islam sudah datang sejak awal yang pada umumnya orang kenal dengan konsep mindfulness, dzikir itulah sebenarnya mindfullness. Pada awalnya ia sudah datang dengan ayat dzikir “Aalaa bidizkrillahi tathma’innal quluub.” Namun berdzikir kita tidak sampai ke hati,mulut saja. Tidak merasakan sampai telinga, indra kita tidak satu dengan pikir kita,” lanjutnya.

Selain itu Ustadzah yang juga Daiyah Muslimah Wahdah Pusat (MWP) ini, berbagi tips bagaimana saat emosi melanda, diantaranya: tenangkan diri dengan menarik napas dalam-dalam, identifikasi apa yang dirasakan, menerima keadaan, bertujuan untuk mengendalikan bukan meredam, ketahui kapan keluarkan emosi, beri ruang untuk menyendiri, dan menyadari dampak yang bisa ditimbulkan.

“Saat emosi melanda jangan abaikn rasa itu, harus menerima diri. Semakin kita tidak menerimanya semakin membuat kita terkungkung untuk tidak menerimanya,” ungkapnya sambil membangun sugesti positif para peserta.

“Menerima siatuasi yang terjadi dapat membantu kita menerima situasi yang terjadi. Coba identifikasi, masalah ini bukan masalah besar, yang tak seharusnya saya bereaksi positif. Pada saat jiwa kita bermasalah, banyak orang tidak bisa bertindak baik karena emosinya mnghigher perasaannya. Sehigga dia tidak bisa berfikir baik,” terangnya.

Ketua MW Sulsel, Megawati Abd. Kadir, S.Pd yang juga turut hadir turut menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk pelayanan kepada keluarga pengurus Muslimah Wahdah dan anggota Wahdah di Sulsel agar bisa membentuk pola ketahanan keluarga menjadi keluarga yang siap menghadapi tantangan hari ini.

“Jangan sampai kita kuat di luar tapi rapuh dalam urusan keluarga. Semua jajaran kelembagaan yang ada di Wahdah ini, harusnya tetap komitmen melakukan penjagaan yang kuat khususnya pada ketahanan keluarga. Jangan sampai pekerjaan bagus diluar, tapi ada yang memiriskan hati ketika kita menilik jauh ke dalam. Maka persoalan-persoalan keluarga yang datang kepada kita, kita akan selesaikan bagaimana agama kita mengatur urusan keluarga ini,” tegasnya saat membuka kegiatan.

Ketua LP2KS MW Sulsel Andi Dahmayanti, S.Si.,M.Si pun turut memberikan sambutan sebagai pelaksana acara, bahwa kegiatan Majelis Ibu sebagai bentuk pelayanan kepada pengurus dan kader dalam menguatkan dan mengokohkan pembinaan dan ketahanan keluarga. Kegiatan ini diharapkan melahirkan kader-kader dan pengurus yang eksis dalam pembinaan keluarga dan dakwah.

Antusias peserta cukup mewarnai room chat karena keterbatasan kapasitas zoom yang hanya memuat 500 peserta, hingga banyak yang meminta link zoom tambahan. Juga dalam sesi diskusi, feedback dari pemateri juga direspon penuh semangat oleh peserta. Bahkan berdasarkan info dari pelaksana, masih dilanjut dengan sesi konseling hingga hari ini.

 

0 Komentar

Belum ada pesan

Tinggalkan Pesan